Resistensi Terhadap Perubahan Berhenti Jika Ada Manfaat Nyata

Orang tidak akan melangkah jika tidak ada alasan untuk melangkah

Coba tanyakan kepada diri sendiri: Apa imbalannya? Apa yang dikorbankan? Semua kita bisa jawab sesuai dengan apa yang ada di pikiran kita. Jika perubahan itu ada manfaatnya, maka kita bisa terima perubahan itu. Tapi jika perubahan itu hanyalah sebuah omong kosong, maka kita, juga semua orang, akan menolak. Akan ada resistensi.
Para pemimpinlah yang bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan manfaat dari suatu perubahan. Tangganjawab pemimpinlah untuk membuatnya dipahami oleh mereka yang namanya dicatut untuk perubahan. Mereka tidak bertanggunjawab untuk "mengerti". Mereka bukanlah pihak yang meminta perubahan, dan mereka tidak akan mendukung perubahan sebelum benar-benar yakin bahwa mereka akan mendapat manfaat dari perubahan itu.
Jangan meremehkan orang banyak. saat mereka menolak perubahan-perubahan yang menurut anda seharusnya mereka terima--ada kemungkinan Anda gagal menunjukkan manfaat yang ditawarkan atau mereka punya alasan bagus untuk menolak. Dalam kasus demikian, alih-alih meratapi resistensi, carilah alasan penolakan itu. Ingatlah bahwa, dalam banyak kisah olahraga, penolakan justru berasal dari pelatih, bukan atlet. (Disadur dari John Naisbitt "Mind Set")